Sunday, December 30, 2018

Menjadi Pacar Seorang Kru Sediksi: Sebuah ̶R̶e̶f̶l̶e̶k̶s̶i̶ ̶P̶e̶n̶g̶a̶l̶a̶m̶a̶n̶ Curhat


Dibandingkan memiliki kesempatan untuk memenangkan voucher ngopi di Omah Diksi atau voucher belanja buku di toko buku online @bukuunggulan dari lomba #NyinyirinOmdiks, sebenarnya kesempatan menang saya akan lebih besar kalau saya berkompetisi dalam lomba pacar paling sabar tingkat nasional.

Bagaimana tidak, sekarang saya sedang menjalani latihan untuk bersetia kepada seorang lelaki yang memiliki identitas ganda bin triple, yaitu sebagai (1) seorang penulis di Sediksi.com, (2) pengasuh Omah Diksi dan (3) pengurus toko Buku Unggulan.

Identitas sosialnya sebagai pacar saya menjadi begitu tipis, sama tipisnya seperti identitas sosialnya sebagai anak orangtuanya, mantan jurnalis, sebagai keturunan marga tertentu atau identitas sosial lainnya. Dia tidak pernah mengumbar apapun selain tiga identitas sosial utamanya kepada publik, melalui media sosialnya, misalnya.

Ia cenderung lebih aktif dalam memposting stories tentang Omah DiksiBuku Unggulan, atau link artikel baru yang tayang di website Sediksi, dibandingkan tentang saya. Nggak ada ceritanya dia  punya kesadaran atau keinginan upload stories di Instagram ngucapin selamat ulang tahun buat saya kek, atau posting ucapan-ucapan romantis kalau dia cinta banget sama saya gitu.

Tiga hal di atas memang nyonya utamanya, aku ini memang hanya simpanan... SIMPANAAAAAANNNNNN!!!!!1!!!!!1!!!!!1!!!!!!1!!!!1!!!            



Tentu saja sulit untuk bersikap sabar karena saya orangnya sangat manja dan pencemburu sampai ke ubun-ubun. Ditambah lagi hidup si dia dikelilingi oleh buku (hal yang ia sukai), pemikiran-pemikiran segar dalam artikel-artikel baru (hal yang ia perhatikan) dan wanita (hal yang semua pria sukai dan perhatikan). Kok bisa dikelilingi wanita?! Baca aja sampai selesai.

Lagi dan lagi ditambah lagi karena kami menjajak hubungan jarak jauh, dimana kurang lebih terpisah sejauh 817 KM, tentu saja saya hanya mengetahui kesibukannya melalui komunikasi chat dan telepon semata.

Yang suka bikin kesal, kadang-kadang kalau saya lagi cranky, dia juga jarang ngechat atau nelepon duluan. Itu kalau lagi nggak nelepon saya itu dia lagi ngapain? NGAPAIN??!!!   

Oke sekarang, coba tolong kalian bantu saya untuk ikut kepoin sepak terjangnya di dunia digital.

Buku Unggulan

Toko Buku Unggulan adalah toko buku online yang menjual aneka buku sosial politik. Tidak hanya buku sospol yang menjadi rujukan karya tulis ilmiah, namun buku-buku fiksi juga dijual di sana. Kadang, buku yang dijual adalah buku-buku langka karena diterbitkan secara terbatas oleh penerbit indie.
Koleksi Toko Buku Unggulan

Mungkin saja dia bukan satu-satunya admin toko buku ini. Tapi bisa dipastikan dia akan membaca seluruh direct message yang masuk ke dalam akun Instagram Toko Buku Unggulan.

Jadi buat kalian yang hobi nyinyir, kalian bisa follow akun Instagram-nya untuk ngepoin setiap katalog buku baru yang baru di-update. Tentu saja akan sangat bermanfaat bagi kalian kalau ternyata katalog buku barunya sesuai dengan minat dan bisa kalian beli.

Tapi kalau memang belum tertarik, kalian bisa bantu saya untuk kirim direct message nyinyir ke adminnya:

“Min, update buku baru kan udah. Update info ke pacarnya hari ini udah belom?”


.  .  .


Sediksi.com

Website ini mengaku sebagai portal opini santai yang padahal kalau dibaca ya isinya nggak santai-santai amat.

Mau bukti? Coba baca artikel buatan Kakak Ainun Syahida. Puh, isinya ngamuk!

Atau coba baca artikel lainnya, misalnya membaca buah pemikiran Abang Ilham Vahlevi. Mana ada orang santai-santai kok ngomongin pengusulan Museum Koruptor! Ya mbok ngusulin “Lima tempat wisata Malang dengan modal bajet dibawah ceban” atau “Tujuh tempat ngopi di jalan Sigura-gura, nomor enam bikin kamu yang S1 pengen bikin tesis!”, gitu lho?

Home page Sediksi.com
Bahkan untuk saya yang pintar ini (cielah), membaca artikel-artikel yang dituliskan oleh si dia di Sediksi tidak semerta-merta membuat saya merasa Sediksi and Chill.

Coba bayangkan ilustrasi begini:

Setelah saya menghabiskan siang hari untuk pekerjaan saya, sing berkutat nggoleki penyebab kenaikan atau penurunan trend media sosial terhadap brand tertentu dari perspektif konsumen sak Indonesia dalam kurun dua atau tiga tahun terakhir, lalu sorenya saya dihadapkan tulisan si doi yang membicarakan tentang toko buku dari perspektif Tan Malaka, misalnya.

Kalau anda menjadi saya, apa yang akan anda lakukan? … (Silahkan isi titik titik berikut)


Kalau saya mungkin begini, apalagi dia belum ngechat sesorean

Belum lagi buah-buah pemikirannya yang bikin saya insecure. Silahkan baca artikel di Sediksi yang berjudul Kresek Berbayar dan Perasaan Mbak-Mbak Indomaret. Iya. Iya itu bikinan si dia 

Di dalam artikel tersebut, terdapat kalimat yang berbunyi begini:
“Tak dipungkiri lagi, mini market waralaba macam Indomaret dan Alfamart merupakan gudangnya mbak-mbak manis”
Berdasarkan data tiendeo.co.id, setidaknya ada 24 cabang Indomaret tersebar di seluruh pelosok kota Malang. Angka tersebut tidak termasuk Indomaret Point dan kompetitor sejenis yaitu Alfamart, Alfamidi atau Alfa Express. Kalau dalam 1 Indomaret saja terdapat tiga karyawan perempuan, itu berarti setidaknya ada 72 perempuan manis yang bisa saya curigai sebagai alasan si doi berbelanja ke Indomaret. Lipat gandakan kira-kira 2x untuk memberikan gambaran imajiner jumlah total karyawati Indomaret ditambah Alfamart. Boom.

Tidak sampai di situ, ada juga kalimat lainnya yang berbunyi seperti ini:
“Ini bukan berarti Sediksi mendukung keberadaan mini market yang sering kali membunuh warung-warung kecil, Sediksi hanya peduli dengan mbak-mbak mini marketnya.”
IIIIHHHHH!!!1!!!1!!!!!!1!!!! Apa sebaiknya saya menyarankan si dia untuk berbelanja kebutuhan Omah Diksi di pasar tradisional dan warung kelontong bermotif mendukung pergerakan ekonomi kerakyatan untuk meminimalisir si dia mampir-mampir ke minimarket buat cuci mata??!!??!!??!!??!!!!???

Inilah yang disebut cemburuan sampai ke ubun-ubun :’)

.  .  .

Omah Diksi

Omah Diksi adalah sebuah kedai kopi yang terletak di Jl. Terusan siguragura Blok H/180, Malang, Jawa Timur. Kedai Kopi ini diciptakan oleh beberapa orang pendiri website Sediksi, makanya namanya ya nggak jauh dari Diksi Diksi juga. Salah satunya ya si dia, yang hidupnya dipenuhi diksi tapi mana tuh ga pernah menulis diksi cinta buat akoooeehhh :’)

Jujur saja saya tidak pernah ke Omah Diksi yang baru. Saya malah pernah mampir sekali ke Omah Diksi yang lama. Di saat itu saya beruntung sekali bisa menikmati teh Ginastel yang legendaris.


Sebenarnya, tanpa perlu datang ke sana, saya bisa mengetahui sedikit banyak keadaan di lapangan. Seperti misalnya, kebijakan baru Omah Diksi untuk tutup lebih awal dari jam 2an jadi jam 11 malam. Tentu saja walaupun hal ini memang mengurangi kenyamanan sebagian besar pengunjung, tapi hal ini sontak membuat saya menjerit bahagia dalam hati:

(YA BAGUS ITU, KALIAN PENGUNJUNG OMAH DIKSI SADAR TYDACK ITU SALAH SATU MAS NYA HARUS NELEPON SAYA, JADI KALIAN ITU UDAH DEH CEPETAN PULANG KARENA SAYA MAU NARACAP VIA TELEPON!!1!!!1!!!)


Hal lain yang meresahkan hati saya adalah perihal mengenai banyaknya jumlah pengunjung wanita Omah Diksi. Walaupun saya tidak ada di sana, tapi samar-samar keberadaan kalian itu terdengar oleh kuping tajam dibalik telepon ini, wahai kaum-kaum hawa!

*Suara terdengar: “Maaas, pamit yaa pulang dulu”*
Saya: Itu siapa?
Dia : Ooh itu, arek (LPM) Perspektif 
*Suara terdengar: “Permisi mas, numpang lewat”*
Saya: Ih, itu siapa!
Dia : Ya nggak tau, itu pengunjung

IIHHHHH??!!!1!!!11!!! HEEEHHH??!!!1!!1!!! Kenapa kalian berseliweran seenaknya begitu di sekitaran dia!! Tidak boleeehhh!!!! Aku iriii!!! Aku cemburrruuuu!!!!!1!!!!1!!!!!!!1!!!!!!!1!!1!


Akhirulkalam, tentu saja tidak ada larangan bagi anda, perempuan di mana pun anda berada untuk mampir ke Omah Diksi. Justru, sangat disayangkan kalau berlibur ke Malang tidak mampir ke tempat nongkrong dan ngopi ini. Karena dari namanya kedai kopi ini saja, kita sudah bisa melihat kalau kedai kopi ini memiliki banyak koleksi buku menarik yang pastinya bisa meningkatkan minat baca kamu. Apalagi, selain si dia, cowok jomblonya juga masih banyak.

Namun alangkah baiknya bagi para kaum hawa sekalian yang mampir ke Omah Diksi, sebelum pamit pulang atau numpang lewat ke toilet, memberikan saran kepada si dia:

“Permisi mas, mau pulang/mau numpang ke toilet. Sudah telepon mbaknya yang di Jakarta hari ini? 
Mohon maaf hanya sekedar mengingatkan "


tempat ngopi asik di malang, cafe instagramable malang, tempat wisata menarik di malang, rekomendasi kafe populer di malang, kafe malang, kota malang jawa timur, destinasi wisata populer kota malang


No comments:

Post a Comment