Berawal dari pertemanan gw dengan banyak manusia di Malang, membawa gw ke dunia webzine musik yang nggak banyak orang awam tau. Jujur gw sangat menikmati dunia yang tidak (atau mungkin belum) menghasilkan uang ini. Menyenangkan karena bisa eksplor banyak musik yang diciptakan orang-orang, baik di Indonesia ataupun yang indie-indie dari luar negeri.
[Verse 1:] The sun sets longer Where I am from Where dreams go to die While having fun The boys fix their cars and Girls eat it up Loving's so good when Love is young
[Pre-Chorus:] Yeah, there's so much history in these streets And mama's good eats And Wonder on repeat There's so much history in my head The people I've left The ones that I've kept
[Chorus:] Have you heard me on the radio? Did you turn it up? On your blown-out stereo In suburbia Could be playing hide and seek from home Can't replace my blood Yeah, it seems I'm never letting go Of suburbia
[Verse 2:] Swallow nostalgia Chase it with lime Better than dwelling And chasing time Missing occasions I can't rewind Can't help but feel I've lost what's mine
[Pre-Chorus:] Yeah, there's so much history in these streets And mama's good eats And Wonder on repeat There's so much history in my head The people I've left The ones that I've kept
[Chorus:] Have you heard me on the radio? Did you turn it up? On your blown-out stereo In suburbia Could be playing hide and seek from home Can't replace my blood Yeah, it seems I'm never letting go Of suburbia
[Bridge:] They all say that nothing ever changes Through the new lines that are on their faces They all say that nothing ever changes Through the new lines that are on their faces
[Pre-Chorus:] Yeah, there's so much history in these streets And mama's good eats And Wonder on repeat There's so much history in my head The people I've left The ones that I've kept
[Chorus:] Have you heard me on the radio? Did you turn it up? On your blown-out stereo In suburbia Could be playing hide and seek from home Can't replace my blood Yeah, it seems I'm never letting go Of suburbia
Mau Nonton! Itu yang pertama terpikir waktu dapet broadcast poster acara ini. Sebenernya acara gini sepertinya banyak dan kececeran di Jakarta. Tapi da aku mah apa atuh, sehari-hari cuma jadi karyawati yang terjebak di meja. Dapet infonya jadi dikit dan jarang-jarang.
Acaranya diadakan di Kedai Ekspresi yang jadi basis Institut Musik Jalanan alias IMJ. Jauh, pak. Untung ada pacar tersayang yang siap menemani ke manapun jua (hehehe). Sebenernya seru acaranya tapi gw agak bingung gimana nulisinnya dan entah kenapa gw jadi pengen nulisnya melalui poin-poin aja, seperti:
Gw gak mau mengkritik acara ini. Walaupun emang kayak ngeritik. Tapi acaranya sebenernya asik dan entertaining lho! Setelah sekian lama akhirnya gw bisa nonton lagi acara sederhana nan hangat seperti ini, padahal dulu di Malang dengan gampangnya tinggal nge-greng motor dan tinggal pilih aja... Ada Houtenhand, ada Legi Pait, ada Jazz Cafe oh banyaknya! Sekarang mesti macet-macetan di tol dulu, macet-macetan menuju Margonda, ribet cari parkir uhlala kalo di Malang mungkin gw udah sampe Pandaan atau kalo ke arah Batu perjalanan gw tadi udah sampe Coban Rondo.
Penontonnya tidak banyak. Gw gak mau bilang sepi, karena sebenernya yang nonton banyak, tapi pasti bukan jumlah ini yang ditargetkan sama pembuat acaranya. Acara ini sebenernya udah digembar-gemborkan sama akun Line@ bernama NOW PLAYING, yang ditanggapi dengan komentar bodoh seperti: "Dih bisa kuat ya ngundang BMTH ke Indo? Boong abis" (Please ini acara nge-cover wooeeyyhh) dan "Dih ternyata cuma cover doang? Hahaha" (Grrhhh bocahhh). Selain itu jumlah puluhan ribu follower ternyata tidak menjamin partisipasi aksi yang nyata, terbukti tamu acara ini sepertinya hanya didominasi kawan-kawan admin itu sendiri dan relasi band yang nampil. Syukur-syukur pacar anak band-nya mau dateng ya, jadi agak ramean.
Rame tapi lengang
Kurang persiapan. Banyak hal yang sepertinya kurang disiapin sama penyelenggara acara, walaupun yah, gw tau ini mungkin acara buat santai-santai, nyanyi bareng, dan seru bareng. Tapi agak kasian sih sama band-band yang dateng dengan niat dan serius, hahaha...
Gw untuk pertama kalinya ke basis IMJ! Yeay! Sebenernya gw happy sih menemukan tempat ini (dan dianterin pula) dengan harapan kalo ada acara-acara seru di sini bisa dateng lagi (dan dianterin lagi hehe) karena udah tau tempatnya.
Ternyata lagu Bring Me The Horizon yang paling mudah dicover jadi akustik sepertinya hanya Drown dan Sleepwalking. Kurang lebih ada 3-4 band yang bawain Sleepwalking, dan entah kenapa acara ini sepintas seperti lomba-akustik-antar-fakultas-dengan-lagu-wajib-Sleepwalking-nya-BMTH.
Ada surprise manis dari band bernama Paper Kingdom! Band ini berisikan adik-adik manis yang membawakan 3 lagu, tapi lagu paling seru adalah yang mereka bawakan terakhir, yaitu coverSleeping With Sirens yang berjudul "If I'm James Dean, You're Audrey Hepburn". Lebih so sweet lagi, orang tua dari salah satu personilnya nganterin dan ngerekam selama pertunjukan. Lucky girl!
The sweet and cute Paper Kingdom!
Gw numpahin minum dua kali dengan epicnya entah kenapa sepertinya gw dikutuk atau gimana gitu.
Agak sedih ga sempet kenalan atau ngobrol dengan admin Now Playingnya atau anak IMJ, karena biasanya dulu kalo ada acara gw pasti ngobrol entah sama penyelenggara acara atau sama pemilik cafe-nya... Lu kata masih di Kanal30 apa.
Tapi tetep paling utama terima kasih K A K A N D A yang sudah mau menemani gw jauh jauh ke Depok buat nonton acara ini! Walaupun nggak ngerti lagu-lagunya... Hehehe... I love you muah muah muah!
*Semua dokumentasi diambil dari akun Line@ Now Playing, Pardon me for my broken phone
[Troye Sivan:] I'm down to my skin and bone And my mommy, she can't put down the phone And stop asking how I'm doing all alone, alone But the truth is the stars are falling, ma And the wolves are out c-calling, ma And my home has never felt this far
[Troye Sivan & Georgia Nott:] But all this driving Is driving me crazy And all this moving Is proving to get the best of me And I've been trying to hide it But lately Every time I think I'm better Pickin' my head up, getting nowhere
[Troye Sivan & Georgia Nott:] Take me back to the basics and the simple life Tell me all of the things that make you feel at ease Your touch, my comfort, and my lullaby Holdin' on tight and sleepin' at night Holdin' on tight and sleepin' at night
[Troye Sivan:] Now I'm down to my skin and bones My baby listens to me on the phone But I can't help feeling like I'm all alone, all alone The truth is, the stars are falling, babe And I'd never ever thought that I would say I'm afraid of the life that I've made, I've made
[Troye Sivan & Georgia Nott:] But all this driving Is driving me crazy And all this moving Is proving to get the best of me And I've been trying to hide it But lately Every time I think I'm better Pickin' my head up, getting nowhere
Take me back to the basics and the simple life Tell me all of the things that make you feel at ease Your touch, my comfort, and my lullaby Holdin' on tight and sleepin' at night
[Georgia Nott:] I've been lyin' to them all I don't need it anymore Don't you worry about me I'll be fine if I can breathe I've been hidin' for too long Taking shit for how I'm wrong How I'm wrong Always wrong
Take me back to the basics and the simple life Tell me all of the things that make you feel at ease Your touch, my comfort, and my lullaby Holdin' on tight and sleepin' at night Holdin' on tight and sleepin' at night
Holdin' on tight and sleepin' at night Holdin' on tight and sleepin' at night (Take me back to the basics and the simple life) Holdin' on tight and sleepin' at night (Tell me all of the things that make you feel at ease) Holdin' on tight and sleepin' at night (Your touch, my comfort, and my lullaby) Holdin' on tight and sleepin' at night
Kalau kata orang-orang, bergayalah sesuai isi kantong. Tapi banyak juga orang yang mengatakan untuk bergayalah sesuai umur. Kalau sudah tua, jangan berdandan ala anak ABG. Pemahaman ini tidak hanya untuk dunia fashion, tapi juga tentunya untuk dunia musik. Sebuah band yang telah berkembang, sudah seharusnya mengembangkan karyanya seiring dengan bertambahnya umur mereka. Memang umur bukan tolak ukur tingkat kedewasaan. Tapi kedewasaan adalah tujuan hakiki dari proses menua.
Ada salah satu band yang menggelitik saya untuk membuat tulisan ini. Bagi anda penggemar music hardcore, pasti tidak asing lagi dengan nama band Bring Me The Horizon. Yap, band asal Inggris yang muncul pada tahun 2004 ini merupakan salah satu band metalcore yang cukup disegani. Saya menuliskan artikel ini hanya berdasarkan pandangan saya, dan sekelompok basis fans yang menyukai band ini. Hal ini dikarenakan basis penikmat musik genre ini tidak sama dengan penikmat musik pop yang lebih universal. Buat anda yang tidak memahami genre musik ini boleh saja melipir dari blog ini, atau malah teruskan saja membaca untuk menambah pengetahuan :p
Kenapa Bring Me The Horizon?
Bring Me The Horizon (BMTH) pertama masuk Indonesia pada tahun 2006-an, semenjak band semacam Alesana, Norma Jean, Saosin (masih dengan Anthony Green) dan Black Dahlia Murder muncul di platform musik gaul saat itu, MySpace. Aktifitas unduh lagu di Indonesia masih terbilang gampang-gampang sulit, mengingat kecepatan internet di Indonesia hanya berkisar 512 Kbps saja. Namun, karena MySpace memiliki fitur widgets yang dapat di attach dengan media sosial Friendster, MySpace tetap menjadi pusat musik anak melek digital pada masa itu.
Lagu BMTH yang pertama terkenal adalah Pray For Plagues. Genrenya masih deathcore banget, hampir mirip trash tapi nuansa emo dan metalcore-nya masih lebih dapet, lah. Kalo anak deathcore dan metalcore MySpace pasti udah kenal banget lah sama lagu ini. Bahkan muncul band-band Indonesia yang mulai mencoba menjajal aliran ini, seperti Killing Me Inside.
Perkembangan BMTH Dalam Pandangan Saya
Saya adalah penikmat musik keras sejak SD. Kecintaan saya berawal dari Linkin Park (yeah they might be influenced almost a half of people around the world), saya mulai menyukai band seperti Alesana dan Silverstein ketika SMP. Pertama kali mendengarkan Pray For Plagues, dengan cepat saya menyukainya, namun dengan cepat pula saya berpikir bahwa band ini tidak akan bertahan lama. Kemunculan pendatang baru seperti Avenged Sevenfold dengan lagu metal yang mudah dinyanyikan, menggeser posisi BMTH di hati kebanyakan anak gaul di Indonesia. Akhirnya, lagu-lagu BMTH hanya berhenti di mp3 player yang sangat sulit di share pada kerabat ataupun kawan. Nasib lagunya kurang lebih sama dengan band-band populer beraliran deathcore lainnya.
Dua tahun berlalu dan saya sudah duduk di bangku SMA. Masih, tetap setia mendengarkan genre serupa. Tahun 2008, album kedua BMTH yang berjudul Suicide Season pun rilis. Para penggemar BMTH yang haus akan lagu baru, berbondong-bondong mengunduh single utama mereka yang berjudul Chelsea Smile.
Ternyata, responnya kurang positif. Basis fans BMTH Indonesia mulai mengejek bahwa BMTH kehilangan taringnya, mulai terdengar seperti dangdut, dan mulai tunduk pada selera pasar emo populer. Saya sendiri setuju dengan pendapat mereka saat mendengarkan dan menonton single Chelsea Smile, namun setelah bersabar untuk mendengarkan seluruh lagu pada album tersebut, saya merasa bahwa BMTH sedang bereksperimen. Dan hasilnya luar biasa: lirik-lirik lagunya tidak semata hanya cinta-cintaan atau patah hati, tapi lebih kepada encouraging youth. Permainan musiknya juga terdengar lebih rapi. Walaupun di Indonesia nggak laku, tapi justru dengan album barunya, BMTH mulai menggelar tur keliling Eropa dan Amerika. Aksi panggungnya juga dapat dikatakan sedang nakal-nakalnya, seperti kasus Oliver Sykes (vokalis) mengencingi penonton. Ih untung saya ga nonton di sana ya, tapi saya senang sekali melihat band ini berproses. Walaupun memang sih, diantara seluruh albumnya, menurut saya, lagu-lagu di album ini memang paling tidak merdu dan catchy di telinga, hehehe.
Album ke 3 BMTH yang dirilis ketika saya mulai masuk kuliah, seperti membawa angin segar. Ketika saya sudah mulai mual mendengarkan lagu deathcore ala Prince of Thespian-nya Alesana di tahun 2010, album dengan judul There Is a Hell, Believe Me I’ve Seen It. There Is a Heaven, Let’s Keep It a Secret menawarkan konsep metalcore dengan campuran electronica, klasik dan pop yang elegan. BMTH mengajak para fans-nya merasakan mixing yang apik antara scream, distorsi gitar serta hentakan drum dengan iringan paduan suara ala gereja rasa film aksi. Album ini adalah turning point terbaik BMTH, sehingga dunia musik pop international mulai mengakui keberadaan mereka. BMTH mulai diundang untuk tampil live di radio-radio yang memiliki tangga lagu bergenre universal. Mungkin manajemen mereka juga sudah semakin baik, namun jelas produk yang mereka tawarkan memang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Tengok saja lagu-lagu yang mereka jagokan dalam album ini, seperti It Never Ends atau Blessed With A Curse. Karya mereka pada album ini semakin matang.
videonya simpel, tapi bagus :P
Lagi-lagi 2 tahun berlalu. BMTH sudah berhasil melaksanakan konser di Jakarta. Saya sendiri, masih terus mendengarkan lagu mereka di saat senggang. Namun tentunya, dengan bertambahnya umur saya, selera musik saya sendiri terus berproses dengan munculnya genre-genre musik populer yang baru. Selain itu, saya harus mulai menyukai lagu-lagu dengan tempo mendayu sebagai tuntutan sosial lingkungan bahwa saya sudah mulai “dewasa”. Band-band dengan genre deathcore baru juga bermunculan, seiring dengan semakin mudahnya mendapatkan informasi melalui teknologi. Asking Alexandria dan Bride Veil Brides adalah band-band baru yang mulai merintis fan base di Indonesia. Band-band metalcore besar seperti Avenged Sevenfold telah kehabisan masa jaya mereka. Genre dubstep mulai merambah chart universal. Para penggemar BMTH seperti bersembunyi dibalik rerumputan, menunggu karya baru mereka sambil mengisi kekosongan dengan mendengarkan lagu-lagu yang lain.
Mengejutkan, dalam kekosongan tersebut, BMTH mulai menyerukan bahwa mereka akan mengeluarkan album baru berjudul Sempiternal. Potongan artwork album dan pengumuman coming soon mulai menyebar. Benar saja, dalam beberapa bulan mereka memasukkan lagu baru mereka, Shadow Moses ke dalam Youtube. Dan tepat tanggal 4 Januari 2013, lagu ini disiarkan eksklusif perdana pada radio BBC di Inggris.
Bereksperimen dengan efek 3D
Respon saya sih, POSITIF. Mendengarkan Shadow Moses adalah pengalaman 4 menit yang menyenangkan. Ternyata, basis fan BMTH dunia juga memberikan apresiasi positif pada single ini. Terbukti, lagu ini sempat duduk di posisi kedua pada UK Rock Singles Chart tahun 2013. Walau di dalam comment Youtube memang terdapat banyak kritik negatif, terbukti lebih dari 80% para penonton menyukainya berdasarkan vote yang tersedia di laman video.
Menurut saya, para fans yang tumbuh kembang bersama karya mereka, merasakan betul bahwa pada album Sempiternal, band ini telah menjadi ‘dewasa’. Mereka telah menjadi tua. Namun tua di sini bukan berarti mereka menjadi membosankan. Mereka justru semakin matang dan bijaksana. Lirik dari lagu-lagu pada album ini terasa seperti nasihat dari orangtua untuk menemukan jati diri: menemukan inti dari rasa kekosongan hati (Can You Feel My Heart), bagaimana caranya move on dari tekanan beban batin (Hospital For Soul), mengingat bahwa hidup hanya sekali (The House of Wolves), bersyukurlah kepada Tuhan dan pujalah Ia (Crooked Young) serta keseluruhan saran bahwa bunuh diri jelas bukan cara terbaik mengakhiri penderitaan. Sempiternal adalah satu paket wisdom yang nyaman untuk didengar, terutama untuk anda yang bukan lagi anak kecil.
Penutup
Satu hal yang membuat BMTH sukses menjadi ‘dewasa’ adalah kemampuannya untuk meningkatkan kualitas karya musiknya sesuai dengan perkembangan umur mereka. Mereka juga konsisten pada koridor genre mereka, menjadi menarik untuk didengar tanpa perlu terpengaruh selera pasar musik pop. Perjalanan karir BMTH adalah contoh kasus yang menarik, dimana band dengan genre eksklusif ini mencoba menanjak, bereksperimen, jatuh namun dapat kembali bangkit.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah, kita tidak perlu berpura-pura menjadi muda agar terlihat menarik. Karena menjadi tua adalah hal yang pasti. Memang perlu untuk mendengarkan orang lain, sehingga kita dapat melihat kelemahan kita dan memperbaikinya, bukan untuk menelan kata-kata mereka mentah-mentah. Kadang hal unik di dalam diri kita dapat terkubur apabila kita memaksakan diri berlaku menjadi orang lain atau bertindak hanya sesuai trend :)